Kini kami menyediakan Fitur Link Exchange. Bagi yang ingin Web/Blog nya dipasang di Blog Kami silahkan klik disini.
Selasa, 16 Februari 2016

Kaum Muda Masa Depan Gereja


Kekristenan pada masa kini menghadapi masa-masa sulit (seperti yang digambarkan dalam 2 Timotius 3), baik dari luar maupun dari dalam gereja, yaitu:
  1. Dari luar gereja: ide-ide yang tidak alkitabiah lebih banyak digemari orang daripada doktrin atau ajaran yang benar.
  2. Dari dalam gereja: musuh dalam selimut (ajaran sesat/sensasional dan gaya hidup yang tidak sesuai dengan ajaran Alkitab).
Tantangan lebih khusus juga dihadapi oleh kaum muda abad ke-21, yaitu:
  • Masa pencarian jati diri: kehidupan yang masih labil dan mudah terprovokasi dari luar.
  • Mempertanyakan masa depan: pekerjaan, karier, pasangan hidup, dll..
  • Menaruh antusiasme yang tinggi terhadap teknologi: iPad, internet, BlackBerry, dan Smartphone.
  • Menaruh perhatian pada ekspose kekerasan: film-film sadis, horor, dll..
  • Mengalami situasi keluarga yang terpecah: tinggal jauh dari keluarga, keluarga yang bercerai, tetangga tidak saling kenal, dll..
  • Menaruh perhatian pada eksploitasi seksual: film porno dan menyamakan seks dengan kasih.
  • Menaruh perhatian pada hal-hal baru dan ajaib: tayangan sulap, film tentang sihir, buku tentang jalan-jalan ke surga, dll..
  • Menentang otoritas dari luar dirinya.
Jika kita melihat situasi abad ke-21 ini, tidak dapat diingkari bahwa anak muda perkotaan merupakan sasaran paling empuk dari segala bentuk pengajaran sesat pada masa kini. Padahal, masa depan gereja terletak di tangan kaum muda. Meskipun demikian, patut disyukuri bahwa survei Gallup baru-baru ini memperlihatkan bahwa hampir 60 -- 80 persen kaum muda Kristen di Indonesia masih menaruh perhatian serius pada hal-hal spiritual dan kegiatan gereja meskipun dengan motivasi yang berbeda-beda. Pada abad ke-21 ini, Tuhan menginginkan ada restorasi terjadi dalam gereja. Memahami peran sentral kaum muda bagi masa depan gereja. Bagaimana sikap yang benar dari kaum muda Kristen menghadapi situasi dan perkembangan dunia masa kini?
  1. Berpegang pada ajaran Alkitab (Mazmur 119:9; 2 Timotius 3:15-17).
    Hidup manusia gereja terletak pada kepercayaan terhadap Alkitab sebagai firman Allah. Penolakan terhadap Alkitab merupakan awal penolakan dari keruntuhan kekristenan. Kaum muda harus terus belajar untuk memandang segala persoalan kehidupan dari perspektif Alkitab (soal masa depan, pacaran, menikah, karier, makna, dan tujuan hidup). Kehidupan yang berdasar pada Alkitab dan berorientasi pada kemuliaan Allah merupakan modal dasar yang penting bagi kebahagiaan masa muda dan kekuatan untuk menghadapi tantangan apa pun pada usia muda, bahkan hingga masa tua.
  2. Mengenal dan mempelajari doktrin atau ajaran dasar iman Kristen.
    Dibutuhkan pengetahuan yang benar akan isi firman Allah. Keteguhan hati untuk berpegang pada firman Allah secara benar dan bertanggung jawab akan menghindarkan kita dari berbagai pengaruh ajaran sesat. Bahkan, ketika menghadapi kesulitan dan penderitaan, kita akan lebih tabah dan kuat jika hidup dalam kebenaran firman Allah. Karena itu, kaum muda harus takut dan bersemangat untuk mempelajari Alkitab, membaca buku-buku teologi, mengikuti pemahaman Alkitab dan pembinaan di gereja, aktif dalam kegiatan KTB (Kelompok Tumbuh Bersama), dan kegiatan-kegiatan lainnya.
  3. Melibatkan diri secara aktif dalam pelayanan gereja.
    Tidak dapat dimungkiri bahwa masa muda adalah masa suka berkumpul. Ikatan emosional dengan teman/sahabat jauh lebih kuat daripada dengan keluarga. Namun, perlu diperhatikan bahwa "pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik" (1 Korintus 15:33). Menghadapi situasi ini, pilihan terbaik adalah gereja sendiri. Melalui Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) dan kegiatan gereja lainnya, kaum muda dapat menyalurkan kreativitas dan bakatnya untuk mengembangkan potensi diri maupun sesamanya. Oleh sebab itu, gereja harus menaruh perhatian serius supaya kegiatan-kegiatan gereja berdampak secara efektif untuk pengembangan sumber daya kaum muda serta terus mendorong mereka untuk semakin mencintai gereja, serta menjadikan gereja sebagai "milik" mereka sehingga setiap generasi kaum muda merasa perlu untuk terlibat secara aktif memajukan gereja.
    Sering kali, terjadi gap antara generasi tua dengan generasi muda di dalam gereja. Generasi tua "ngotot" untuk menerapkan cara lama yang sudah bertahun-tahun dipraktikkan, sedangkan generasi muda merumuskan dengan cara dan kegiatan baru karena beranggapan bahwa produk generasi tua sudah "ketinggalan zaman". Dampaknya, sering kali konflik dan kesenjangan terjadi. Untuk menghindari hal tersebut, generasi tua sebaiknya melakukan evaluasi terhadap kegiatan gereja (yang dianggap tidak efektif dan tidak relevan harus rela dibarui, yang masih relevan dipertahankan) agar tetap relevan dengan perkembangan zaman, tetapi tetap alkitabiah, serta meningkatkan komunikasi dan kebersamaan dengan generasi muda sehingga mata rantai regenerasi gereja tidak terputus. Berkaca dari gereja di Barat, generasi tua harus memikirkan pentingnya kaderisasi bagi kaum muda gereja sehingga tercipta kaum muda dan generasi penerus yang semakin berkualitas dan memuliakan nama Tuhan. Soli Deo Gloria!

Langkah Menulis Komentar :

[1] Di Bagian "Berikan Komentar Sebagai". Klik Name/URL
[2] Nama : Isi Dengan Nama Anda
[3] URL : Isi Dengan Alamat e-mail / Website / Facebook / Twitter Anda
[4] Tulis Komentar anda Pada Kotak Kosong
[5] Klik Publikasikan

Harap Menjaga Sopan Santun Dalam Memberi Komentar / Kritik / Saran.
Terimakasih..
Jesus Bless Us..

Our Instagram Gallery