Kini kami menyediakan Fitur Link Exchange. Bagi yang ingin Web/Blog nya dipasang di Blog Kami silahkan klik disini.
Jumat, 24 Mei 2013

Berpikir sesuai kehendak Tuhan

Dunia modern saat ini begitu pandai dan lihainya mempengaruhi pikiran kita sebagai orang Kristen. Ketergantungan akan Tuhan, yang merupakan salah satu ciri ke-Kristenan, sering menjadi satu hal yang “merepotkan” bagi hidup di jaman ini. Berdoa, beribadah ke gereja, persekutuan pribadi maupun kelompok untuk saling membagi dan menguatkan melalui Firman Tuhan terasa menjadi beban yang memberatkan. Pola pikir yang lebih individualis semakin dominan karena kita dituntut mencapai tujuan-tujuan pribadi dalam satu target waktu yang ketat. 


Tengoklah berbagai slogan-slogan yang mengatakan: “Gantungkanlah cita-citamu setinggi bintang di langit” atau “Inginkanlah sekuat hatimu, maka kamu akan mendapatkannya” atau “Kalau kamu berpikir bahwa kamu bisa, kamu pasti bisa”. Semua hal-hal yang bersifat memotivasi diri ini, diarahkan hanya untuk mencapai ambisi pribadi atau hal-hal yang bersifat individualis mengejar kepentingan diri, kesejahteraan dan kekayaan. Seolah-olah “keinginan yang kuat” lah yang menjadi “tuhan” kita untuk mewujudkan harapan dan cita-cita.

Alkitab tidak melarang untuk memotivasi diri kita mencapai kesuksesan. Tentang motivasi diri dan pikiran ini, beberapa ayat mengatakan bahwa:
  1. Kalau kita berpikir tentang diri kita, maka demikianlah kita akan jadi (Amsal 23:7)
  2. Kita diminta untuk berpikir yang berbeda dari dunia ini (Roma 12:2)
  3. Kita akan dibaharui dalam roh dan pikiran kalau kita hidup dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya (Efesus 4:23,24)
  4. Kalau kita berbuat di jalan Tuhan, maka terlaksanalah apa yang kita pikirkan (Amsal 16:3)

Jelas sekali bahwa berpikir positif akan mempengaruhi tingkah laku kita untuk melakukan hal-hal yang positif. Artinya, pikiran dan kemauan kita yang kuat bisa menjadi motor penggerak untuk mencapai tujuan dan keinginan kita. Tuhan juga berbicara kepada kita untuk selalu bersemangat dalam mengejar cita-cita dan keinginan kita, serta senantiasa me-maksimalkan potensi diri (bakat, keahlian diri, modal, dan lain-lain) yang juga adalah pemberianNya. Namun, janganlah sampai keinginan diri yang kuat itu begitu mendominasi diri kita, sehingga kita tertipu untuk lebih mengandalkan diri kita sendiri, dan melupakan Tuhan. Kita menjadi terlalu yakin untuk sukses dan tidak lagi perlu Tuhan.

Firman Tuhan bagi kita dalam Amsal 3:5 jelas mengatakan agar kita tidak mengandalkan pengertian kita sendiri. Kesuksesan yang sejati hanyalah dapat kita capai ketika pikiran kita diselaraskan dengan kehendak Tuhan, dan selalu berpikir positif bahwa pekerjaan yang kita lakukan saat ini merupakan anugerah Tuhan yang harus kita gunakan untuk kemuliaan namaNya.

Source

Our Instagram Gallery