Kini kami menyediakan Fitur Link Exchange. Bagi yang ingin Web/Blog nya dipasang di Blog Kami silahkan klik disini.
Sabtu, 09 Maret 2013

Orang Fasik Binasa di Hadapan Allah


Mazmur 68:3 "Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh di depan api, demikianlah orang-orang fasik binasa di hadapan Allah"

Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan besar. Sungguhkah orang fasik, orang yang tidak menuruti kehendak Tuhan, orang yang jahat, binasa di hadapan Allah? Pemazmur yang lain memperhatikan orang fasik dan yang dilihatnya begini: Aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir. Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka;  mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain. (Mazmur 73:2-5). Orang fasik mujur. Mereka tidak sakit; sehat dan gemuk tubuh mereka. Ini pemahaman Asaf pada awal.

Pemazmur dalam fasal 68 ini yaitu Daud, mengatakan: orang fasik binasa di hadapan Allah. Allah mengusir mereka pergi, seperti asap yang ditiup dan menghilang. Seperti lilin meleleh di dalam api, begitulah orang jahat lenyap dari hadapan Allah.

Daud memahami kefasikan dengan berbeda dari pemahaman awal Asaf  pada Mazmur 73. Barulah di bagian akhir Mazmurnya ini Asaf  mengatakan: Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur. Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan! Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina. (Mazmur 73:18-20).

Bagaimana dengan kita sekarang ini? Bagaimana keyakinan kita akan tindakan Allah terhadap orang fasik, orang yang tidak menuruti perintah Allah, orang yang jahat? Bagaimana keyakinan kita akan tindakan Allah terhadap mereka? Kita mendengar ada orang yang korupsi tetapi tidak diapa-apakan. Ada gembong narkoba, pemilik pabrik, hukuman yang dijatuhkan pengadilan terhadapnya ringan saja. Sering kita dengar orang berkata: “enaklah orang itu”. Sebenarnya dengan berkata demikian, di dasar hati kita yang terdalam ada niatan seperti mereka.  Korupsi sajalah, berbuat jahatlah, asal tidak dihukum berat. Dan itu enak. Begitukah? Patutlah kita merenungkan apa yang terjadi pada bangsa kita ini? Banyak orang yang berhati fasik; ada yang sudah ddilakukan; ada yang masih terpendam.

Marilah kita merenungkan apa yang dikatakan seorang penulis terkenal “kalau saya tidak bisa memberantas korupsi, paling tidak saya tidak ikut korupsi.” Untuk hal kefasikan, marilah kita mengatakan “kalau saya tidak bisa memberantas kefasikan, paling tidak saya tidak ikut berbuat fasik.”
Alangkah hebatnya kebaikan di Indonesia ini kalau orang Kristen bisa bersikap seperti penulis tadi. Tidak ada orang Kristen yang tersangkut korupsi. Tidak ada orang Kristen yang ikut-ikutan mengedarkan apalagi memproduksi narkoba. Keadaan Indonesia ini akan sangat berobah menuju keadaan yang baik.
Marilah kita mulai dari diri sendiri tidak berbuat fasik. Kemudian kita membangun kelompok orang-orang yang tidak berbuat fasik atau kejahatan.

Source

Our Instagram Gallery