Kini kami menyediakan Fitur Link Exchange. Bagi yang ingin Web/Blog nya dipasang di Blog Kami silahkan klik disini.
Senin, 07 Januari 2013

Optimisme Di Dalam Pengharapan

Mazmur 90:16 “Biarlah kelihatan kepada hamba-hamba-Mu perbuatan-Mu, dan   semarak-Mu kepada anak-anak mereka.”



            Pernahkah kita mendengarkan kata pesimisme? Pesimisme adalah paham yang menganggap bahwa segala sesuatu pada dasarnya adalah buruk. Penganut paham ini melihat bahwa, kehidupan selalu berisi kejahatan sekalipun secara nyata ada kebaikan. Gambaran kehidupan yang ditampilkan adalah suram dan tiada harapan. Kesedihan, kemurungan, keputusasaan, penyakit, kematian dan lain sebagainya dipandang sebagai yang dasariah. Sebaliknya, optimisme adalah kemauan untuk memandang sesuatu dari sisi pemikiran positif, dan selalu mengharapkan yang terbaik bahkan di dalam situasi yang paling sulit.
            Sepintas lalu, Maz.90 adalah gambaran pesimisme, di mana si Pemazmur melihat manusia pada umumnya dari sisi ketidakberdayaannya. Manusia itu hanyalah debu yang akan kembali kepada debu, mereka seperti mimpi tidur yang terlupakan, atau seperti rumput yang bertumbuh dan berkembang di waktu pagi, dan menjadi lisut da layu di waktu petang. Keprihatinannya semakin mengemuka ketika ia merenungkan keberadaan manusia diperhadapkan dengan Allah di dalam segala konteks. Dalam  konteks ruang dan waktu misalnya, Allah itu kekal, tidak berawal dn tidak berkesudahan, tidak mengenal bayangan perubahan sejak selama-lamanya hingga selama-lamanya; sedang manusia itu fana, rata-rata berumur tujuhpuluh tahun, jika kuat delapanpuluh tahun. Dalam konteks keberadaan, Allah itu kudus dan suci; sedang manusia adalah pendosa, najis, penuh dengan kesalahan. Kenyataan itu menempatkan manusia di bawah ancaman murka Tuhan. Oleh semuanya itu, kehidupan manusia itu sarat dengan penderitaan. Demikianlah si Pemazmur melihat dirinya. Bukankah itu pesimis?
            Sebetulnya tidak, karena semua itu tidak mendorongnya ke jurang keputusasaan, justru sebaliknya, dalam dirinya terdapat optimisme yang penuh pengharapan. Mengapa? Karena Allah yang mahakuasa itu tidak menempatkan manusia di bawah ancaman murka dan hukumanNya saja, akan tetapi, pertama sekali di bawah naungan kasih setiaNya yang ajaib. Allah yang kekal dan kudus itu berkenan membuka diriNya dan bersedia menjadi pengharapan dan perlindungan manusia, dan oleh karena itu, dalam renungan hari ini ia berani memohon pertolongan Tuhan, katanya, “Biarlah kelihatan kepada hamba-hamba-Mu perbuatan-Mu, dan semarak-Mu kepada anak-anak mereka.”    
            Itulah juga optimisme kita di dalam mengarungi tahun 2013 yang baru saja kita masuki. Tuhan sudah bertindak menyelamatkan kita, sudah menyatakan kemuliaan dan semarakNya kepada kita di dalam Tuhan kita, Yesus Kristus yang telah datang ke dalam dunia sebagai kita ingat dan kita rayakan pada Natal yang lalu. Yesus Kristus itulah jawaban Allah terhadap ketidakberdayaan, kemiskinan dan kesengsaraan kita. Dialah keselamatan kita dalam segala aspek; dari penyakit, dari kemiskinan atau keterpurukan. Dengan percaya padaNya, kita boleh hidup pada tahun ini, boleh berjalan dan berkarya dalam optimisme yang berpengharapan. Amin.

Langkah Menulis Komentar :

[1] Di Bagian "Berikan Komentar Sebagai". Klik Name/URL
[2] Nama : Isi Dengan Nama Anda
[3] URL : Isi Dengan Alamat e-mail / Website / Facebook / Twitter Anda
[4] Tulis Komentar anda Pada Kotak Kosong
[5] Klik Publikasikan

Harap Menjaga Sopan Santun Dalam Memberi Komentar / Kritik / Saran.
Terimakasih..
Jesus Bless Us..

Our Instagram Gallery