Mazmur 90:16 “Biarlah kelihatan kepada hamba-hamba-Mu perbuatan-Mu, dan semarak-Mu kepada anak-anak mereka.”
Pernahkah
kita mendengarkan kata pesimisme? Pesimisme adalah paham yang
menganggap bahwa segala sesuatu pada dasarnya adalah buruk. Penganut
paham ini melihat bahwa, kehidupan selalu berisi kejahatan sekalipun
secara nyata ada kebaikan. Gambaran kehidupan yang ditampilkan adalah
suram dan tiada harapan. Kesedihan, kemurungan, keputusasaan, penyakit,
kematian dan lain sebagainya dipandang sebagai yang dasariah.
Sebaliknya, optimisme adalah kemauan untuk memandang sesuatu dari sisi
pemikiran positif, dan selalu mengharapkan yang terbaik bahkan di dalam
situasi yang paling sulit.
Sepintas
lalu, Maz.90 adalah gambaran pesimisme, di mana si Pemazmur melihat
manusia pada umumnya dari sisi ketidakberdayaannya. Manusia itu hanyalah
debu yang akan kembali kepada debu, mereka seperti mimpi tidur yang
terlupakan, atau seperti rumput yang bertumbuh dan berkembang di waktu
pagi, dan menjadi lisut da layu di waktu petang. Keprihatinannya semakin
mengemuka ketika ia merenungkan keberadaan manusia diperhadapkan dengan
Allah di dalam segala konteks. Dalam konteks
ruang dan waktu misalnya, Allah itu kekal, tidak berawal dn tidak
berkesudahan, tidak mengenal bayangan perubahan sejak selama-lamanya
hingga selama-lamanya; sedang manusia itu fana, rata-rata berumur
tujuhpuluh tahun, jika kuat delapanpuluh tahun. Dalam konteks
keberadaan, Allah itu kudus dan suci; sedang manusia adalah pendosa,
najis, penuh dengan kesalahan. Kenyataan itu menempatkan manusia di
bawah ancaman murka Tuhan. Oleh semuanya itu, kehidupan manusia itu
sarat dengan penderitaan. Demikianlah si Pemazmur melihat dirinya.
Bukankah itu pesimis?
Sebetulnya
tidak, karena semua itu tidak mendorongnya ke jurang keputusasaan,
justru sebaliknya, dalam dirinya terdapat optimisme yang penuh
pengharapan. Mengapa? Karena Allah yang mahakuasa itu tidak menempatkan
manusia di bawah ancaman murka dan hukumanNya saja, akan tetapi, pertama
sekali di bawah naungan kasih setiaNya yang ajaib. Allah yang kekal dan
kudus itu berkenan membuka diriNya dan bersedia menjadi pengharapan dan
perlindungan manusia, dan oleh karena itu, dalam renungan hari ini ia
berani memohon pertolongan Tuhan, katanya, “Biarlah kelihatan kepada
hamba-hamba-Mu perbuatan-Mu, dan semarak-Mu kepada anak-anak mereka.”
Itulah
juga optimisme kita di dalam mengarungi tahun 2013 yang baru saja kita
masuki. Tuhan sudah bertindak menyelamatkan kita, sudah menyatakan
kemuliaan dan semarakNya kepada kita di dalam Tuhan kita, Yesus Kristus
yang telah datang ke dalam dunia sebagai kita ingat dan kita rayakan
pada Natal yang lalu. Yesus Kristus itulah jawaban Allah terhadap
ketidakberdayaan, kemiskinan dan kesengsaraan kita. Dialah keselamatan
kita dalam segala aspek; dari penyakit, dari kemiskinan atau
keterpurukan. Dengan percaya padaNya, kita boleh hidup pada tahun ini,
boleh berjalan dan berkarya dalam optimisme yang berpengharapan. Amin.
Langkah Menulis Komentar :
[1] Di Bagian "Berikan Komentar Sebagai". Klik Name/URL
[2] Nama : Isi Dengan Nama Anda
[3] URL : Isi Dengan Alamat e-mail / Website / Facebook / Twitter Anda
[4] Tulis Komentar anda Pada Kotak Kosong
[5] Klik Publikasikan
Harap Menjaga Sopan Santun Dalam Memberi Komentar / Kritik / Saran.
Terimakasih..
Jesus Bless Us..