Keberanian Karena Allah

Unknown

Renungan

Jumat, 14 September 2012

Belum ada komentar

(Hakim-Hakim 5:18)
“Tetapi suku Zebulon ialah bangsa yang berani mempertaruhkan nyawanya, demikian juga suku Naftali , di tempat-tempat tinggi di padang.”

Alkitab Perjanjian Lama menggambarkan bagaimana Tuhan menyertai bangsa Isarel. Mana kala bangsa Israel sungguh-sungguh mengimani Tuhan Allah Yahwe, maka mereka menang dalam peperangan-peperangan, menaklukan kerajaan-kerajaan, dan menerima apa yang dijanjikan Allah kepada mereka. Karena iman, mereka luput dari bahaya pedang, dijadikan perkasa dan penuh keberanian dalam pertempuran, sehingga musuh yang tangguh sekalipun dapat digoyahkan.

Apa makna sebuah keberanian? Keberanian menjadi sebuah kosa kata yang mahal bagi orang yang berada dalam situasi penuh aral, tekanan dan ingin melepaskan diri dari aral atau tekanan tersebut. Tekanan ini bisa saja dalam wujud keputusasaan, bahkan termasuk tekanan kenikmatan dosa yang telah kita perbuat. Kegentaran menghadang dalam menghadapi tembok-tembok tekanan pekerjaan dan pelayanan.

Tidak ada manusia yang tidak memiliki masalah, bahkan dalam kita dalam pekerjaan kita baik sebagai mahasiswa, dosen ataupun pegawai. Namun tidak semua orang memiliki keberanian untuk melampaui tekanan yang dihadapinya. Bahkan bisa jadi malah menghindar dari semua tekanan atau kesulitan. Lalu, darimanakah keberanian itu harus dibangun? Kita memiliki Gunung Batu yang bisa diandalkan dalam segala pergumulan hidup kita yakni Allah Bapa di surga. Keberanian yang bersumber dari kekuatan Allah akan memunculkan kekuatan luar biasa. Apabila Allah berkenan dan membukakan jalan, maka kita tidak boleh gentar dalam menghadap setiap aral dan tekanan yang menghadang.


Pokok Doa:
Ya Allah jadilah Engkau Gunung Batu keselamatanku, agar aku tidak gentar dan takut manakala menghadapi tekanan dan kesulitan. Amin.