Roma 13:5;
"Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita."
Aku pernah membaca judul ini sebagai judul buku yang sangat bagus
isinya. Dan aku membacanya bertahun-tahun yang lalu. Sejak hari itu aku
selalu mengingat dengan baik bahwa pertempuran yang utama bukan ada di
luar diri kita, tapi di dalam diri kita sendiri.
Seringkali kita tidak menyadari bahwa musuh utama kita memang ada di
dalam diri kita sendiri. Bersarang dan berkembang biak di dalam pikiran
kita, merusak dan mengganggu segala pemikiran positif dan didikan yang
baik yang selama ini kita dapatkan. Bahkan, ia juga mencoba mengganggu
cara pikir kita untuk menjadi orang yang berhasil, dan mematahkan iman
kita dengan memberikan gambaran-gambaran yang buruk di dalam pikiran
kita.
Rasa takut dan khawatir adalah suatu situasi yang kadang muncul
begitu saja dan tidak bisa kita hindari. Bahkan mereka bisa berkembang
dengan hebat tanpa kita perintahkan. Sesuatu yang akan kita hadapi,
masalah yang sebetulnya kecil, bisa tiba-tiba menjadi begitu menakutkan
hanya dalam satu saat, bukan karena memang begitu kenyataannya, tapi
lebih karena pikiran kita menciptakannya dan mengembangkannya sedemikian
rupa dan jauh lebih dulu berjalan dari pada kenyataannya.
Kemarin sore, di saat yang sangat baik untuk berlibur, saya
menyaksikan film Narnia sequel bagian ke tiga. saya memang tidak ingin
ketinggalan menyaksikan film yang sangat bagus dan sangat mendidik ini.
Film ini memang sarat dengan pendidikan rohani yang dikemas begitu
rupa dan dengan sangat baik sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa
ini adalah film yang mendidik sekali untuk menjadi percaya kepada Tuhan
dan mengandalkan diri kita kepada-Nya.
Khusus bagian ketiga ini ada bagian yang menceritakan bagaimana
keinginan di dalam diri kita akhirnya sering menjebak kita untuk
melanggar perintah Tuhan. Sekalipun kita tahu bahwa ketamakan dan iri
hati itu tidak benar, tapi sering kita mengijinkan dua karakter itu
tumbuh dan berkembang, akhirnya menjebak diri kita untuk tidak melakukan
yang diperintahkan oleh Tuhan. Dan akhirnya, jika kita tidak hati-hati,
dan jika kita mendengarkan keinginan itu lebih dari rasa takut kita
akan Tuhan, maka kita akan berubah menjadi suatu pribadi yang kita
sendiri tidak mengenalnya.
Dalam kisah Narnia ini, diceritakan bagaimana Eustace, sang keponakan
dari Edmund dan Lucy berubah menjadi naga yang mengerikan ketika ia
terjebak dalam keserakahannya ketika melihat begitu banyaknya harta
karun yang ia pikir bisa ia bawa pulang. Keinginan dan keserakahan itu
merubahnya menjadi begitu mengerikan. Ia sangat menyesal dan menjadi
takut melihat kenyataan itu, tapi ia tidak punya kuasa untuk
memperbaikinya. Hanya ketika ia bertemu Aslan – yang merupakan lambang
dari singa dari Yehuda, atau Yesus sendiri – barulah ia bisa kembali
berubah menjadi manusia yang sebenarnya.
Begitu juga Lucy, seorang anak yang dikisahkan memiliki kepribadian
yang murni, hampir saja ia terjebak karena keinginannya yang begitu kuat
di dalam dirinya. Ia iri terhadap Susan, tokoh lain yang hadir di dua
sequel sebelumnya. Ia ingin menjadi orang lain, ia tidak puas menjadi
dirinya. Dan hampir ia dikalahkan oleh keinginannya itu. Tapi untunglah,
Aslan yang memang ada dalam hatinya selalu menjadi pribadi yang
mengingatkan dia untuk banyak hal, dan keinginan pribadi itu
terpatahkan. Ia tetap menjadi Lucy yang punya kemurnian dalam hatinya,
sehingga ia selalu bisa menjadi pribadi yang bertemu dengan Tuhan
dibandingkan saudara-saudaranya yang lain.
Mazmur 24 : 3 - 5 ;
"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh
berdiri di tempat-Nya yang kudus?" "Orang yang bersih tangannya dan
murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang
tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan
keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia."
Ya, firman ini mengatakan satu kebenaran yang sering kita abaikan.
Hanya karena kita datang ke gereja setiap hari atau setidaknya seminggu
satu kali, jangan kita pikir bahwa itu akan membenarkan kita. Kita bisa
ada di gereja, tapi kita tidak pernah naik ke gunungnya Tuhan, karena
kita tidak memiliki kemurnian hati dan tangan yang bersih. Itu bisa saja
terjadi. Ingat baik-baik akan hal itu.
Kisah Narnia ini ditutup dengan satu kisah peperangan yang dahsyat,
yang seharusnya tidak perlu ada. Pertempuran itu terjadi karena si iblis
membuat apa yang ditakutkan oleh Edmund, saudara laki-laki Lucy menjadi
kenyataan.
Ayub 3:25;
"Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku."
Persis seperti itulah yang bisa terjadi dalam hidup kita. Ketakutan dan kekhawatiran bukan berasal dari Allah.
2 Timotius 1:7;
"Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban."
Ketakutan dan kekhawtiran adalah produk dari ketidak dan kurang
percayanya kita kepada Allah. Berhati-hatilah dengan itu. Karena segala
ketakutan dan kekhawatiranmu itu akhirnya akan menerkammu dengan ganas
jika engkau tidak mengendalikannya.
Yang bisa menaklukkan dan menghentikan semua itu adalah diri kita
sendiri, ketika kita mau menundukkan diri kita di hadapan Tuhan. Ketika
kita menerima Yesus dalam hati kita, dan membiarkan Dia memerintah dalam
hati kita, maka Dia akan memerintahkan damai sejahtera menguasai hidup
dan pikiran kita. Dengan cara itulah Ia akan membawa kita ke dalam hidup
yang tidak dikuasai oleh rasa takut itu, tapi roh yang membangkitkan
kekuatan, kasih dan ketertiban.
Itulah sebabnya mengapa banyak orang bisa menjadi depresi dan bahkan
menjadi gila, itu karena mereka mengijinkan dirinya dikuasai oleh segala
bentuk ketakutan dan kekhawatiran ini. Tapi begitu kita memutuskan
untuk memberikan diri ditaklukkan oleh Allah, maka kebalikannya yang
terjadi.
Mana pilihan Anda hari ini?
Jika Anda berada dalam situasi seperti ini hari ini, saya harap Anda
tahu apa yang harus dilakukan. Datang kepada Tuhan Yesus segera, jangan
tunda-tunda lagi, undang Dia dalam hatimu, dan ijinkan Dia menguasai dan
memerintahmu. Ia akan memberikan damai sejahtera itu dalam hidup Anda
sepanjang masa...amin.~
God bless.
Langkah Menulis Komentar :
[1] Di Bagian "Berikan Komentar Sebagai". Klik Name/URL
[2] Nama : Isi Dengan Nama Anda
[3] URL : Isi Dengan Alamat e-mail / Website / Facebook / Twitter Anda
[4] Tulis Komentar anda Pada Kotak Kosong
[5] Klik Publikasikan
Harap Menjaga Sopan Santun Dalam Memberi Komentar / Kritik / Saran.
Terimakasih..
Jesus Bless Us..